SEMARANG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Abdul Wahab mendorong adanya komunikasi intensif antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan pedagang pasar untuk mengoptimalkan pengelolaan pasar tradisional Johar Kota Semarang.
Hal ini terkait sejumlah persoalan yang terjadi dalam pengelolaan pasar tradisional. Dimana, seringnya, pasar yang dibangun cukup bagus dan strategis tapi belum optimal dalam pengelolaannya.
“Ketika dinas perdagangan berusaha memberikan fasilitas kepada pedagang sering tidak optimal dalam menjalankan roda perdagangan karena terbentur akses, sarana yang dianggap kurang pas sehingga banyak pedagang yang mengeluh akan hal tersebut,”kata Abdul Wahab dalam keterangannya, Kamis (2/9/2021) di Kota Semarang.
Sehingga, kata Abdul Wahab yang juga pembina Persatuan Pedagang Johar Cagar Budaya ini, ada sejumlah langkah yang ditempuh antara pedagang dan Dinas Perdagangan (Disdag) agar pengelolaan pasar menjadi lebih baik.
Yang pertama, kata dia, adalah mengadakan komunikasi intensif antara dinas perdagangan dan pedagang, sehingga pedagang merasa nyaman dan terlayani dalam menjalankan usahanya.
“Yang kedua, dinas perdagangan harus memahami betul kondisi pasar, apa yang harus dilakukan dalam pengelolaan pasar, hal ini berkaitan dengan retribusi pasar. Bila pedagang nyaman dan merasa diperhatikan maka sebagai konsekwensinya pedagang dengan senang hati untuk membayar retribusi,”jelas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Di sisi lain, kata Wahab, Dinas Perdagangan bisa membuka pelayanan pengaduan, bila ada masalah yang terjadi di pasar dan terespon dengan baik.
“Sosialisasi Pasar baik melalui baliho di sekitar pasar atau reklame yang bersifat ajakan kepada masyarakat untuk nguri nguri pasar, selain itu peran media pun tetap di harapkan ,sebagai langkah untuk membangkitkan pasar dan UMKM,”paparnya.
Tak kalah penting, imbuh Wahab, adalah melakukan pelatihan managemen pengelolaan bagi dinas perdagangan.
“Agar pasar banyak diminati masyarakat untuk belanja. Jadi bukan hanya menyediakan fasilitas saja tapi berusaha membangkitkan usaha kecil dan menengah dalam pasar, agar pedagang bisa bangkit dan membantu APBD Kota Semarang,”pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 2.600 pedagang Pasar Johar yang sudah ditetapkan oleh Disdag Kota Semarang akan mulai boyongan dari Pasar Johar relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Adapun jumlah pedagang yang akan dipindah sekitar 4 ribuan pedagang.
Sebanyak 4 ribuan pedagang itu akan ditempatkan di Johar Utara, Tengah, Selatan, dan Kanjengan. Saat ini, proses pembangunan Johar Selatan masih dikebut pihak kontraktor dengan target bulan September ini bisa ditempati.