
SEMARANG – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Muhammad Afif mengimbau kepada pemerintah untuk menggiatkan Gugus Tugas yang telah dibentuk agar bekerja efektif dalam penanganan Covid-19. Sebab saat ini, di Kota Semarang sudah ada warga yang meninggal dunia karena virus corona.
“Tim penanganan Covid-19 harus terus bergerak, tidak boleh mandek, atau lengah sedikitpun. Apalagi jumlah pasien positif yang meninggal terus bertambah,” kata Afif, seperti dikutip dari Halosemarang.id, Selasa (31/3/2020).
Selain itu, pihaknya juga terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dengan melakukan penyemprotan disinfektan. Tak kalah penting, lanjut dia, peran tokoh masyarakat dan tokoh agama yang diharapkan bisa ikut memberikan sosialisasi tentang upaya penanganan virus corona ke masyarakat.
“Terkait anggaran untuk penanganan virus corona, kami sudah memberikan masukan agar pemkot menggunakan anggaran dari pos tak terduga, seperti dana untuk bencana. Termasuk untuk mengalihkan kegiatan yang tidak terealisasi ke penanganan Covid-19,” katanya.
Politisi PKS tersebut menegaskan, bahwa dari DPRD Kota Semarang telah mengalihkan anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 5 miliar.
“Dana ini tentu akan ditambah lagi dari pemkot, kami mendorong pemkot untuk aktif menggali dana dari CSR swasta, seperti pengusaha dan perbankan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pasien yang meninggal dunia dan dinyatakan positif terjangkit virus corona atau corona virus disease 2019 (Covid-19) di Kota Semarang, per Senin, 30 Maret 2020 bertambah menjadi enam orang. Sebelumnya pada Sabtu, 28 Maret 2020 lalu, terdata baru ada tiga orang positif corona yang meninggal dunia.
Dari tiga pasien yang meninggal tersebut, salah satunya adalah Imam Suroso anggota DPR RI asal Kabupaten Pati, yang meninggal di RSUP dr Kariadi Semarang pada Jumat, 27 Maret 2020. Sedangkan, menurut data dari laman siagacorona.semarangkota.go.id, pasien positif Covid-19 per Senin, 30 Maret 2020, total ada 30 orang, dan yang saat ini masih dirawat sebanyak 24 orang.
Sebanyak 13 pasien merupakan warga Kota Semarang, 11 pasien warga luar Kota Semarang, dan 6 pasien telah meninggal dunia. Sementara total Pasien dalam pengawasan (PDP) ada sebanyak 148 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, enam pasien positif corona yang meninggal yaitu lima orang warga Kota Semarang dan satu orang warga Kabupaten Pati.
Warga yang tertular virus corona terebut mayoritas karena gagal melakukan physical distancing atau menjaga jarak fisik dalam kerumunan.
“Dari enam pasien yang meninggal positif tersebut, dua pasien di antaranya meninggal di Rumah Sakit Kariadi, dan empat lainnya tersebar di rumah sakit rujukan pasien corona lainnya,” terangnya, Senin (30/3/2020).
Sementara Direktur Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati mengatakan, di rumah sakit yang dia pimpin, saat ini merawat pasien dalam perawatan (PDP) sebanyak 35 orang. Dari jumlah itu, lima di antaranya positif virus covid-19. Kondisi semua pasien baik PDP maupun positif saat ini semakin membaik.
“Mayoritas pasien yang dirawat warga Semarang dan luar kota yaitu dari Rembang dan Pati,” katanya.
Pasien tersebut, lanjut Susi, adalah pasien rujukan dari rumah sakit lainnya.
“Sebab di Kota Semarang ada dua rumah sakit rujukan nasional untuk pasien corona, yakni RSUP dr Kariadi dan Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro,” terangnya.
Sedangkan riwayat pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut, kata Susi, semuanya mempunyai riwayat pernah melakukan perjalanan atau bepergian ke daerah lain yang ada kasus Covid-19-nya. Seperti dari Bali dan Jakarta.
“Mereka terpapar corona saat bepergian itu, lalu pulang ke Kota Semarang sebelum 14 hari. Mereka pernah kontak dengan orang yang telah positif corona baik dari kegiatan meeting yang sama ataupun pernah berdekatan,” katanya.
Sumber: Halo Semarang.