Komisi C DPRD Kota Semarang Dukung Rencana Kawasan Jalan Sriwijaya Jadi Simpanglima Kedua

SEMARANG – Komisi C DPRD Kota Semarang mendukung rencana Pemerintah Kota Semarang yang ingin menjadikan kawasan Jalan Sriwijaya menjadi Simpanglima kedua.

Kawasan tersebut dibangun agar bisa menumbuhkan perputaran ekonomi masyarakat.

DPU Kota Semarang saat ini tengah mengerjakan pelebaran Jalan Sriwijaya. Pembangunan tersebut belum merambah ke arah konsep Simpanglima kedua. DPU membangun jalur baru di Jalan Sriwijaya mulai Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal hingga Taman Singosari dengan lebar jalan sembilan meter.

Pembangunan drainase dan penghijauan jalan sudah dilakukan. Saat ini, pengerjaan tinggal pengaspalan, penataan trotoar, pelebaran jembatan Sriwijaya, dan penanganan di sekitar Taman Singosari. Taman Singosari akan dipangkas sebagian untuk pembangunan jalan.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono mengatakan, pihaknya sudah monitoring pembangunan Jalan Sriwijaya. Proyek tersebut memang dilakukan secara swakelola dengan panjang jalan 700 meter.

“Sudah kami monitor pekerjaannya sekarang sudah tahap pengaspalan,” katanya, mengutip dari laman Tribun Jateng, Sabtu (11/12/2021).

Lebih lanjut, Suharsono mendukung Pemerintah Kota Semarang mulai memperluas sentra-sentra keramaian, seperti rencana Sriwijaya menjadi Simpanglima kedua.

Dengan banyaknya sentra keramaian, aktivitas masyarakat tidak hanya akan terpusat di Simpanglima atau di Pandanaran saja.

“Syukur-syukur di setiap wilayah, misal barat di Ngaliyan, timur di Pedurungan, Selatan di Banymanik. Klo itu sejak awal terencana memeprbanyak pusat keramaian, saya kira Semarang akan tumbuh. Infraksturktur tentu harus disiapkan,” jelasnya.

Sebelumnya, Suharsono mengatakan bila proyek pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang cukup berhasil dan mayoritas bisa rampung tepat waktu.

Hal itu diketahui dari hasil monitoring Komisi C DPRD Kota Semarang bersama dinas terkait. Suharsono mengapresiasi pemkot yang berhasil menyelesaikan banyak proyek pembangunan pada anggaran 2021.

Menurutnya, banyak proyek yang cukup besar dan membutuhkan waktu panjang dalam pengerjaan. Meski saat ini belum seluruhnya selesai, melihat hasil monitoring, dia optimis pemkot dapat menyelesaikannya dengan baik.

“Kami optimistis selesai tepat waktu hingga akhir Desember 2021, misalnya saja RSUD Tipe D Mijen, pembangunan jalan di Mangkang Kulon yang menggunakan dana dari provinsi, pembangunan Jalan Ngadirgo-Palir, pembangunan gedung seperti puskesmas dan sekolah di Mijen,” sebut Suharsono, Selasa (7/12).

Meski demikian, politikus PKS tersbut mencatat, ada beberapa proyek yang belum selesai atau gagal diselesaikan tahun ini.

Namun demikian, proyek tersebut tetap akan dilanjutkan pada 2022 mendatang. Komisi C tentu mendorong Pemerintah Kota Semarang bisa menyelesaikan proyek pembangunan yang belum terselesaian tahun ini.

Proyek besar pada 2022 nanti, dia menyarankan untuk dilakukan lelang awal tahun anggaran setidaknya pada Mei. Jika ada kendala teknis yang membutuhkan perencanaan cukup panjang, lelang diharapkan tidak melebihi Juni.

Harapannya, jika memang tidak bisa selesai, masih ada kemungkinan bisa dikejar pada anggaran perubahan, misalnya Jembatan Kaca.

Pada 2021 ini, Jembatan Kaca Tinjomoyo baru dilakukan lelang pada Juli dengan nilai lelang Rp 11 miliar.

“Contohnya, jembatan kaca ini kan gagal pada tahun ini, karena lelangnya tidak sejak awal tahun, ini jadi pelajaran. Tapi, nanti proyek ini akan dilanjutkan pada anggaran tahun 2022,” tandasnya.