Pojok Fraksi

Sifin Tekankan Pentingnya Peran Keluarga Cegah Kekerasan

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Sifin Almufti, memberikan materi dalam Sosialisasi Undang-Undang Tindak Pindana Kekerasan Seksual, di Hotel Kesambi Hijau, Kamis (23/11/2023). (Foto: Tribun)

SEMARANG – DPRD Kota Semarang menekankan pentingnya peran keluarga dalam mencegah kekerasan. Rasa nyaman harus diciptakan dalam keluarga untuk menghindari kekerasan baik fisik, seksual, maupun verbal.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Sifin Almufti, saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Undang-Undang Tindak Pindana Kekerasan Seksual, di Hotel Kesambi Hijau, Kamis (23/11/2023).

Menurutnya, menciptakan rasa nyaman di rumah dimulai dari tidak melakukan kekerasan verbal. Pasalnya, kekerasan verbal sangat memberikan dampak terhadap keharmonisan keluarga.

“Coba, bisa dihitung tidak berapa banyak kita melontarkan kata negatif di keluarga dalam sehari? Kalau itu berkelanjutan, ada efeknya. Anak merasa tidak nyaman di keluarga, dan lantas akan keluar rumah,” ujar Sifin, saat memberikan materi.

Maka, sambung dia, butuh menciptakan rasa nyaman agar anak betah di rumah. Sehingga, anak secara terbuka berkomunikasi dengan orangtua maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, memberikan kesempatan anak untuk berpendapat juga sangat penting.

“Kalau selalu dipotong, anak merasa tidak diakui. Efeknya, ketika sudah bisa mandiri, orang tua butuh berembung, mereka enggan memberikan pendapatnya. Bisa menimbulkan banyak problem,” paparnya.

Dia menyarankan orangtua sebaiknya banyak berkorban dalam mendidik anak. Artinya, orang tua harus dapat menahan diri tidak melakukan kekerasan baik verbal maupun fisik. Apalagi, sampai melakukan kekerasan seksual terhadap anggota keluarga.

“Orang tua harus banyak berkorban. Kalau orang tua tidak ammpu menahan diri, kewajiban mendidik terkalahkan dengan keinginan berbuat keras, korbannya anaknya sendiri,” ujarnya. 

Selaku anggota dewan, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyatakat terksit pencegahan kekerasan, terutama menekankan orangtua bekerja keras dalam mendidik anak. (TRIBUN)