SEMARANG – DPRD Kota Semarang meminta agar pompa air tetap disiagakan guna mengantisipasi banjir yang terus berulang di Tlogosari Kulon.
Selama dua pekan terakhir, wilayah ini mengalami siklus banjir yang datang dan surut, menyebabkan keresahan bagi warga setempat.
Anggota DPRD Kota Semarang, Ali Umar Dhani, turut menjadi korban banjir. Ia mengungkapkan bahwa rumahnya terendam air hingga di atas mata kaki, sementara di luar rumah, ketinggian air hampir mencapai lutut orang dewasa.
“Banjir datang, surut, lalu hujan deras turun lagi, menyebabkan banjir kembali. Siklus ini berlangsung hampir dua minggu. Warga yang tinggal di daerah rendah umumnya sudah melakukan antisipasi, tetapi tetap ada kekhawatiran,” ujarnya pada Senin (10/2/2025).
Selama dua pekan terakhir, genangan air sempat bertahan selama lima hari sebelum akhirnya surut. Namun, saat hujan deras Kembali turun, banjirpun kembali terjadi.
Curah hujan yang masih tinggi membuat warga khawatir situasi serupa akan terus berulang.
Ali menilai bahwa banjir yang kerap melanda Tlogosari Kulon ini menjadi catatan bagi Pemerintah Kota Semarang dalam upaya penanganan banjir.
Ia membandingkan dengan wilayah lain seperti Walangsari, Tlogomulyo, dan Woltermonginsidi, yang dulunya langganan banjir, tetapi kini sudah tidak lagi terendam.
Sementara itu, Tlogosari masih terus menghadapi ancaman banjir yang belum teratasi.
Menurutnya, salah satu penyebab utama banjir di wilayah tersebut adalah sistem pompa yang belum berfungsi dengan baik. Banyak warga mengeluhkan adanya pompa yang mati, khususnya di Kali Tenggang dan Sringin.
“Terkait banjir ini, warga banyak laporan pompa yang mati di Kali Tenggang, Sringin. Saya telepon DPU, katanya itu kewenangan BBWS,” sebut Ali.
Meskipun demikian, ia berharap Pemerintah Kota Semarang tetap turun tangan dengan menyiapkan pompa portabel agar bisa segera digunakan ketika terjadi banjir.
“Saya telepon DPU, katanya kota punya pompa 20. Harapannya pompanya jalan. Bensinnya ada, solar nya ada. Pompa tidak mati. Penanganannya instan. Jadi, wilayah Genuk, Tlogosari bisa tertangani dengan cepat,” paparnya.
Ia juga menekankan pentingnya penanganan banjir dalam jangka pendek dengan memastikan pompa terus beroperasi, sehingga air tidak menggenangi perumahan hingga berhari-hari.
“Kalau pompa ini terus siaga, setidaknya air tidak menggenang sampai lama. Jadi, warga bisa beraktivitas dengan normal,” katanya.
Sementara untuk jangka panjang, Ali mengusulkan pembangunan kolam retensi atau polder sebagai solusi penanganan banjir di Tlogosari dan sekitarnya. Selain itu, perbaikan sistem drainase juga dinilai mendesak untuk dilakukan.
Selain faktor pompa, ia juga menerima laporan dari ketua RW setempat bahwa banjir di Tlogosari turut disebabkan oleh luapan sungai di dekat Nogososro, yang airnya melimpah ke area perumahan.
“Ada laporan dari Pak RW, banjir di Tlogosari juga karena luapan sungai dekat Nogososro. Air meluap ke perumahan Tlogosari,” ungkapnya.
Dengan tingginya curah hujan yang masih berlanjut, Ali menegaskan bahwa semua pihak harus segera mengambil langkah konkret agar permasalahan banjir ini tidak terus berulang. (ZM)