Pojok Fraksi

Dini Inayati Soroti Pentingnya Kampanye Konsumsi Pangan Lokal untuk Wujudkan Ekonomi Inklusif dalam RPJMD Kota Semarang

SEMARANG – Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang dari Fraksi PKS, Dini Inayati, menyoroti pentingnya kampanye konsumsi pangan lokal sebagai strategi mewujudkan ekonomi yang inklusif. Hal ini disampaikannya dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang, Rabu (2/7/2025).

Dalam rapat yang telah memasuki pembahasan sektor perekonomian tersebut, Dini menggarisbawahi bahwa ketahanan pangan daerah tidak hanya bergantung pada aspek produksi, tetapi juga pada tingkat konsumsi masyarakat terhadap pangan lokal.

“Selama ini kita hanya fokus pada penguatan produksi—petani, peternak, nelayan—padahal persoalan sebenarnya bukan hanya di hulu. Konsumsi pangan lokal kita sangat rendah. Produk seperti lele, singkong, dan hasil pertanian lainnya sudah tersedia banyak, tapi tidak diminati oleh masyarakat, terutama generasi muda,” ujar Dini.

Dini mencontohkan fenomena rendahnya minat masyarakat terhadap ikan lele yang sebenarnya diproduksi dalam jumlah besar di Semarang. Hal serupa juga terjadi pada produk olahan singkong seperti mocaf, yang kalah pamor dibandingkan dengan tepung terigu impor.

“Kita produksi mocaf karena singkong kita melimpah, tapi anak-anak kita tetap lebih suka makanan dari tepung terigu. Ini menjadi tantangan besar. Bagaimana bisa bicara penguatan pangan lokal jika masyarakat kita sendiri enggan mengonsumsinya?” tambahnya.

Menurut Dini, keberhasilan meningkatkan konsumsi pangan lokal sangat tergantung pada strategi kampanye yang efektif. Ia menekankan bahwa dominasi mie instan dan tepung terigu di pasar Indonesia tidak lepas dari kampanye pemasaran yang masif selama bertahun-tahun.

“Cinta mie instan itu hasil dari kampanye yang masif. Maka pangan lokal juga perlu dikemas secara kreatif dan dikampanyekan dengan strategi yang menarik agar masyarakat kembali mencintainya—bukan hanya generasi muda, tapi juga orang tua,” jelasnya.

Dini menegaskan bahwa strategi peningkatan konsumsi pangan lokal harus masuk dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah. Tanpa langkah konkret, kata dia, potensi pangan lokal akan terus tertinggal, dan pembangunan ekonomi tidak akan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.