SEMARANG – Komisi C DPRD Kota Semarang menggelar Forum Group Discussion (FGD) terkait pengolahan dan pemilahan sampah di Kantor Kecamatan Tembalang, Selasa (22/4/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh Dini Inayati, selaku anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, serta dhadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, perwakilan kecamatan, dan masyarkat sekitar.
FGD ini digelar sebagai respons terhadap permasalahan penumpukan sampah yang kian mengkhawatirkan di Kota Semarang, khususnya di wilayah Tembalang. Dalam diskusi, berbagai pihak menyampaikan masukan untuk mendorong solusi berbasis masyarakat dan pengolahan sampah yang memiliki nilai ekonomi.
“Sampah di Kota Semarang sudah menumpuk. Kita tidak bisa terus-menerus hanya menambah tempat pembuangan. Sudah saatnya kita melihat sampah sebagai potensi yang bisa diolah dan punya nilai jual,” ujar Dini dalam sambutannya.
Dini juga menegaskan pentingnya pendekatan pengelolaan sampah secara menyeluruh dari hulu ke hilir, dimulai dari rumah tangga sebagai sumber utama sampah.
“Pengolahan sampah itu harus dilakukan dari hulu ke hilir. Masyarakat juga bisa ikut mengurangi sampahnya sendiri. Jangan langsung dibuang, terutama sampah organik karena bisa diolah jadi pupuk, bisa jadi ecoenzym juga,” ungkapnya.
Untuk mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat, Komisi C DPRD Kota Semarang mendorong adanya alokasi anggaran khusus di setiap lingkungan. Dini menyebut, pihaknya mengusulkan program pemberian dana per tahun untuk setiap RT di Kota Semarang.
“Dana ini bisa digunakan untuk pengelolaan sampah mandiri, beli alat komposter, pelatihan daur ulang, atau insentif warga yang aktif memilah sampah. Jadi solusi tidak hanya dari atas, tapi juga dari bawah,” tambahnya.
Dalam diskusi juga turut memaparkan praktik pengolahan sampah organik menjadi ekoenzim serta bagaimana cara pengolahannya. Para peserta FGD antusias mengikuti praktik pembuatan ekoenzim. Mereka juga menyambut baik rencana kebijakan pengelolaan sampah partisipatif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. (zm)