Pojok Fraksi

Komisi C DPRD Kota Semarang Soroti Proyek Ducting, Bahayakan Pengguna Jalan

Proyek ducting di Jalan Pandanaran dan Kawasan Simpang Lima membahayakan dan menggangu pengguna jalan. (ADENNYAR WYCAKSONO/JAWA POS RADAR SEMARANG)

SEMARANG – Proses pengerjaan proyek ducting di Kota Semarang mendapat sorotan dari wakil rakyat yang duduk di Komisi C DPRD Kota Semarang. Pasalnya pembangunan tahap pertama di delapan ruas jalan ini dianggap mengecewakan, karena penambalan lubang tidak rapi dan tidak rata.

Dikutip dari laman Radr Semarang, penambalan ducting di Jalan Pandanaran Semarang selain bergelombang, ada beberapa lubang yang dibiarkan menganga. Bahkan, meterial proyek yang diletakkan di pinggir jalan membahayakan para pengguna jalan.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono menjelaskan, jika saat ini pembangunan pada fase pertama untuk pengerjaan ducting masih dilakukan di delapan ruas jalan. Ke depan seluruh jalan protokol akan dilakukan sistem ducting untuk memperindah estetika kota. “Harapan kami hasilnya harus baik, karena nilai investasinya besar. Masyarakat banyak yang mengeluh aspal penambalan tidak rata dan membahayakan,” katanya.

Suharsono meminta agar penambalan tidak hanya dilakukan di bekas galian dengan lebar 60 sentimeter, namun bisa dilakukan dua kali lipat sehingga terlihat rata. Kemudian bisa dilakukan pengaspalan ulang setelah seluruh proyek tahap pertama ini selesai dilakukan.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono.

“Sekarang ini bisa dibilang tidak layak pakai untuk ruas jalan yang dilakukan ducting. Seharusnya diperbaiki dengan dikembalikan sebagaimana mestinya,” tambahnya.

Selain itu, setelah pembuatan ducting tahap pertama rampung, harus segera dilakukan uji coba ducting dengan memindah kabel fiber optik yang ada di udara ke dalam tanah.

Dengan nilai investasi yang besar, diharapkan bisa memberikan manfaat yang besar bagi warga Semarang bukan malah menambah masalah. “Namun kami juga mengapresiasi proyek ini, karena untuk memperindah esetitka kota. Kami wanti-wanti harus dilakukan sebaik mungkin,” pungkasnya.

Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang HM Rukiyanto Kamis (14/10/2021) mengatakan pihaknya memanggil pihak kontraktor terkait kondisi tersebut.

“Kami panggil pihak kontraktor. Kami lakukan koordinasi dan evaluasi pengerjaan ducting yang dilakukan Bhumi Pandanaran Sejahtera (BPS) dan Moratolindo tentang ducting di Semarang,” katanya.

Rukiyanto menjelaskan, pengerjaan proyek dianggap ada yang kurang pas. Misalnya penambalan yang terkesan asal-asalan dan kurang rapi sehingga membahayakan pengendara serta malah merusak estetika kota.

“Kami tekankan yang kurang rapi ini harus dilakukan perbaikan ulang agar kembali mulus. Jika memang tidak bisa dilakukan, akan ada evaluasi untuk pembangunan fase kedua,” tuturnya.

Direktur BPS R Hendro Prasetyo menjelaskan, memang ada perbaikan dari menajemen proyek untuk dilakukan evaluasi. Misalnya waktu pengerjaan dan cuaca baik, serta secara manajemen ataupun pengerjaan teknis di lapangan.

“Kami sepakat setelah pengerjaan selesai akan kami kembalikan. Kalau saat ini ada aspal yang kurang rata karena masih berproses. Nanti akan kami aspal lagi agar kembali seperti semula,” katanya.

Kendala di lapangan, kata dia, salah satunya adalah lebar galian yang hanya sekitar 60 sentimeter perlu ada perlakuan teknis yang berbeda ketika akan menggali dan menambal.

Selain terkait material, pihaknya berjanji tidak akan lagi membiarkan tumpukan material di pinggir jalan.

“Kalau masalah material beberapa waktu lalu memang belum singkron antara pengerjaan dan meterial yang datang. Sekarang meterial datang akan langsung kami pasang sehingga tidak ada lagi tumpukan,” pungkasnya.